10 Januari 2013

Surga dan Neraka itu Kekal, Pak (Agus Mustofa) !

Assalamu 'alaikum Bapak Agus Mustofa,

Ada satu hal yang membuat saya geleng-geleng, yaitu Bapak menyatakan "Ternyata akhirat (surga dan neraka) tidak kekal". Bapak membawakan firman Allah :
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ ، خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (QS Hud : 106-107)
Serta kelanjutan ayatnya :
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. (QS Hud : 108)
Pertanyaannya : Berapa lama Bapak memikirkan maksud ayat mulia ini ? Pasti lebih lama dari waktu yang Bapak butuhkan untuk menulis buku Bapak. Padahal tidak butuh waktu yang lama untuk mengetahui hikmah dari ayat ini.

Diantara banyaknya nash (ayat dan hadits) yang menyebutkan akhirat (surga dan neraka) kekal, ayat ini justru melengkapi sekaligus mengingatkan kita tentang kebesaran dan kemuliaan allah.

Bahwa :
  • Kekalnya akhirat (surga dan neraka) semata-mata karena dikehendaki Allah.
  • Sedangkan kekalnya Allah berdiri sendiri tanpa bisa dipengaruhi apapun.
  • Allah Maha Berkehendak dan Dia mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya.
  • Allah Maha Pemurah dan Dia menjadikan surga kekal sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
Oleh karena itu saya nasehatkan kepada Bapak janganlah mengikuti hawa nafsu dan ayat-ayat yang samar (mutasyabihat) dalam beragama dengan meninggalkan dalil-dalil lain yang lebih banyak dan jelas (muhkamat). Kembalilah kepada pemahaman yang sejak dulu dipahami oleh umat ini dan bertobatlah kepada Allah. Sebab salah satu karunia-Nya yang diharapkan semua manusia adalah ampunan-Nya kepada siapun yang bertobat kepada-Nya, dengan membawa dosa apapun dan sebesar apapun. Allah berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Az-Zumar : 53)
Demikian pula firman-Nya :
غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk). (QS Ghafir : 3)
Tidak ada yang hina bagi orang yang bertobat, kecuali penghinaan oleh orang-orang yang meremehkan rahmat Allah kepada hamba-Nya. Dan Allah jadikan itu sebagai ujian dan penghapus dosanya. Sesungguhnya kehinaan hanya bagi orang yang menentang Allah dan ayat-ayat-Nya. Wallahu a'lam

Wassalamu 'alaikum.

Iyas Tanjung
Bogor, 10 Januari 2013