08 Januari 2013

Perbedaan Zuhud dan Wara

Ibnul Qayyim menukilkan ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak memberi manfaat di akhirat. Adapun wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang engkau khawatirkan akan menyusahkan atau merugikan di akhirat.”[MadarijusSalikin, hlm. 283]

Dengan kata lain, perbedaan antara zuhud dan wara adalah :
  • Zuhud adalah meninggalkan semua yang tidak bermanfaat bagi akhirat
  • Wara adalah meninggalkan semua yang berbahaya bagi akhirat
Dari arti zuhud dan wara diatas, ada 2 hikmah yang dapat diambil :
  1. Zuhud lebih tinggi derajatnya dari wara, sedangkan wara lebih utama untuk didahulukan (urgent).
  2. Arti zuhud dan wara diatas disandarkan kepada tujuan utama hidup manusia, yaitu negeri akhirat. Oleh karena itu, segala perkara dunia yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi akhirat sebaiknya ditinggalkan. Namun untuk ke akhirat manusia tetap butuh modal dunia, yaitu sebatas yang bermanfaat. Maka jangan lupakan dunia seluruhnya. Sesuai firman Allah :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kehidupan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [Al-Qashash : 77]
Mengenai zuhud, Rasulullah bersabda :
Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sedangkan tentang wara, Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Serta sabda Nabi :
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ
"Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu." (HR. At-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata hasan shahîh)
Wallahu a'lam.

Iyas Tanjung
Bogor, 08 Januari 2013