30 Juli 2013

Kenapa Rokok Haram : 4 Bahaya 5 Binasa

Jauh sebelum MUI mengeluarkan fatwa haramnya rokok, sejak dari awal kehadiran rokok sudah diharamkan para ulama.

Secara garis besar, ada 4 (empat) sebab yang mengharamkan rokok terkait zat dan perbuatannya. Dimana dengan salah satu saja dari empat sebab ini cukup untuk mengharamkan rokok. Selain itu ada satu sebab tambahan diharamkannya rokok dari sisi alasan seseorang melakukannya. Oleh karena itu, pantas rokok disebut sebagai 4 BAHAYA 5 BINASA.

4 Bahaya rokok adalah :
  • Rokok membahayakan bagi tubuh
  • Merokok menzhalimi orang lain
  • Rokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya
  • Merokok merupakan perbuatan mubazir
Adapun sebab kelima merokok diharamkan yaitu seseorang merokok karena ingin bergaya dan tampak keren.

1. Rokok membahayakan bagi tubuh

Tidak ada yang membantah bahwa rokok membahayakan bagi kesehatan. Sedangkan Allah telah melarang kita membahayakan diri kita. Allah berfirman :
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah : 195)
Oleh karena itu, agama hanya menghalalkan yang baik-baik saja. Allah berfirman :
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ
Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik (Al-Maidah : 4)
Demikian pula firman-Nya :
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
Mereka menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (Al-A'raf : 157)

2. Merokok menzhalimi orang lain

Sesungguhnya merokok dekat dengan seseorang termasuk menzhaliminya. Sedangkan kita dilarang berbuat zhalim. Allah berfirman dalam hadits qudsyi :
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا
Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. (HR. Muslim dari Abu Dzar Al-Ghifari)
Demikian pula rasulullah bersabda :
المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ
“Seorang muslim adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Rokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya

Segala hal yang lebih banyak mudharat daripada manfaatnya dilarang agama. Allah berfirman :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (Al-Baqarah : 219)
Terlebih lagi dengan rokok yang hampir tidak ada manfaatnya bagi seseorang, maka pantas diharamkan.

4. Merokok merupakan perbuatan mubazir

Merokok merupakan perbuatan mubazir (boros) yang dilarang Allah. Allah berfirman :
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Al-Isra : 26-27)
Sedangkan Allah menyuruh kita membelanjakan harta di jalan yang diridhoi-Nya. Allah berfirman :
وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ
Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. (Al-Baqarah : 272)
Dan firman-Nya :
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah : 195)

5. Merokok karena ingin bergaya dan tampak keren

Bisa dikataakan hampir semua perokok bermula karena ingin tampak lebih gaul, keren, modern dan sebagainya. Termasuk pula yang berdalih mengikuti teman. Karena hasutan teman agar lebih keren atau dianggap kuper bila tidak merokok. Hal ini yang menjadi alasan pula rokok diharamkan. Allah berfirman :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman : 18)
Rasulullah memberi ancaman bagi seseorang yang merasa bangga dengan penampilannnya, dalam sabdanya :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمشِي في حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ ، مُرَجِّلٌ رَأسَهُ ، يَخْتَالُ فِي مَشْيَتهِ ، إِذْ خَسَفَ اللهُ بِهِ ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ في الأَرضِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang berjalan dengan mengenakan pakaian yang merasa bangga dengan dirinya sendiri, ia menyisir rapi-rapi akan rambutnya lagi pula berlagak sombong di waktu berjalan, tiba-tiba Allah membenamkannya, maka ia tenggelamlah dalam bumi sehingga besok hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)
Semoga kita dan keluarga dimudahkan Allah untuk menjauhkan diri dari rokok ini. Wallahu musta'an.

Iyas Tanjung
Tangsel, 30 Juli 2013 / 21 Ramadhan 1434 H

19 Juli 2013

Syubhat : Janganlah 'perkara sepele' merusak ukhuwah

Jika ucapan ini ditujukan untuk kepada dua orang/ kelompok yang berselisih dalam urusan pribadi (dunia) maka mungkin masih dimaklumi. Walaupun mungkin kedua pihak tersebut justru tersinggung disebut masalahnya sepele. Seakan-akan mereka malah dianggap bodoh.

Namun bagaimana jika ucapan ini ditujukan dalam perselisihan masalah agama ? Tidaklah orang-orang yang mengucapkan ini justru yang bodoh dalam banyak hal, diantaranya :
  1. Tidak ada dalam syariat agama ini yang sepele
  2. Ukhuwah itu dalam masalah perselisihan antar pribadi, sedangkan persatuan dalam masalah agama
  3. Agama itulah yang membawa kebaikan, bukan semangat manusia
  4. Termasuk kebaikan adalah persatuan, hanya dari agama (Allah) bukan manusia
  5. Pihak yang salah hakikatnya menyelisihi Allah bukan pihak yang benar
  6. Bukan pihak yang benar yang disuruh mengalah (toleransi), tapi yang salah yang wajib kembali kepada kebenaran
Wajib kita percaya bahwa semua syariat agama ini adalah agung. Tidak layak bagi Allah menetapkan sesuatu yang sepele. Menganggap sebagian perkara agama sepele sama saja menyepelekan Allah. Sedangkan mengagungkan semua syariat agama tanda ketakwaan seseorang. Allah berfirman :
Demikianlah (syariat Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Al-Hujurat : 32)
Kemudian kita harus paham antara ukhuwah dan persatuan. Inilah yang banyak manusia tidak bisa membedakannya. Padahal dalam Al-quran dan hadits menjelaskan bahwa ukhuwah itu dalam masalah pribadi, sedangkan persatuan dalam masalah agama. Allah berfirman :
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat : 9-10)
Dari ayat ini dijelaskan beberapa hal yaitu :
  • Ukhuwah dalam masalah pribadi, itulah yang perlu didamaikan
  • Jika ada yang salah maka harus diperbaiki bukan sekedar didamaikan
Dan Allah berfirman pula :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran : 10)
Ayat ini menjelaskan :
  • Hal yang membuat persatuan yaitu sama-sama berpegang pada tali Allah (kebenaran)
  • Hal yang membuat perpecahan adalah orang yang lepas dari tali Allah
Persatuan hati semata-mata kekuasan Allah, sebagaimana firman Allah :
Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu (Muhammad) membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Anfal : 63)
Namun, ukhuwah dan persatuan memang terkait. Karena ukhuwah memang merusak persatuan. Sebaliknya perpecahan merusak ukhuwah pula.

Begitu penting persatuan ini, tapi tidak ada perintah bersatu kecuali disebut dengan berpegang teguh pada tali Allah. Karena hanya dengan itulah persatuan itu bisa terwujud. Oleh karena itu, apabila terjadi perselisihan bukan yang pihak benar yang disuruh mengalah (toleransi), tapi yang salah yang wajib kembali kepada kebenaran.

Seseorang yang menyelisihi kebenaran hakikatnya ia menyelisihi Allah bukan pihak yang benar. Oleh karena itu tidak mungkin pihak yang benar mengalah kepada yang salah dan meninggalkan Allah. Demikian pula pihak luar, tidak mungkin berusaha menjadi penengah antara Allah dengan orang yang menyimpang.

Sesungguhnya kebenaran dan kebaikan HANYA dari Allah. Manusia hanya yang menjalankannya. Oleh karena itu, jangan semangat ukhuwah dan persatuan (yang berlebihan) ini membutakan kita dari jalan Allah. Karena semangat tidak bisa menunjukkan kepada kebenaran. Wallahu a'lam.

Iyas Tanjung
Tangsel, 19 Juli 2013

08 Juli 2013

Makna Hadits Syurga dan Neraka Lebih dekat dari Tali Sandal

Rasulullah bersabda :
الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu. (HR. Al-Bukhari dari Ibnu Mas’ud)

Makna secara umum :

Makna hadits diatas adalah penyebab seseorang masuk surga atau neraka adalah syahwat anggota tubuhnya. Inilah makna secara zhahir dimana Nabi mengisyaratkan agar seseorang memperhatikan apa yang ada diantara tali sandal dan matanya. Maka akan didapati yaitu kemaluan, perut, mulut dan matanya sendiri.

Makna secara khusus :

Secara khusus, makna hadits diatas agar seseorang menjaga kemaluannya. Sebab kemaluan adalah syahwat yang paling dekat dari tali sandalnya. Selain itu, telah menjadi kebiasaan dalam Islam menggunakan kata kiasan untuk hal-hal yang berhubungan dengan syahwat seksual.

Penjelasan

Makna hadits diatas sesuai dengan yang dipahami oleh Imam Bukhari secara tersirat. Dimana beliau meletakkan hadits diatas dalam kitab Shahihnya pada bab “Hal-hal yang melunakkan hati” setelah hadits berikut :
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
Neraka dikelilingi dengan syahwat (yang disukai nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang dibenci (nafsu). (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
Makna diatas sesuai pula dengan hadits berikut :
مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Siapa yang mau menjamin untukku bahwa ia akan menjaga organ antara dua rahang (mulut) dan dua kakinya (kemaluan), maka aku jamin surga baginya. (HR Bukhari dari Sahl bin Sa’d)
Serta hadits berikut :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ ».
Dari Abu Hurairah berkata: “Rasulullah pernah ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga?”, beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”, dan beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka?”, beliau menjawab: “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani)
Demikian pula diriwayatkan dari Syakl bin Humaid, ia berkata: “Aku pernah mendatangi Nabi, aku berkata: “Wahai Nabi Allah, ajari aku doa perlindungan yang aku berlindung diri dengannya”, lalu beliau mengambil kedua tanganku dan bersabda : “Katakanlah :
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَشَرِّ بَصَرِى وَشَرِّ لِسَانِى وَشَرِّ قَلْبِى وَشَرِّ مَنِيِّى
Aku berlindung denganmu dari keburukan pendengaranku, penglihatanku, lisanku, hatiku dan keburukan kemaluanku.” (HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Al Albani)
Semoga Allah menjaga kita dari keburukan jiwa kita dan keburukan amal-amal kita. Wallahu a'lam

Iyas Tanjung
Tangsel, Revisi 26 Juli 2017