Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan makna ayat yang sering disalahpahami oleh orang-orang yang menolak sifat Allah yang memiliki wajah. Ayat yang dimaksud berbunyi :
Orang-orang yang menolak sifat wajah bagi Allah mengatakan bahwa tidak mungkin hanya wajah Allah saja yang tidak binasa, sedangkan dzat-Nya yang lain binasa.كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُTiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah. (QS. Al-Qashash : 88)
Makna ayat
Padahal maksud ayat ini adalah segala yang ada di atas bumi ini akan hancur pada hari kiamat disebabkan berhadapan dengan wajah Allah, sedangkan wajah Allah tetaplah kekal. Sebagaimana diperjelas pada firman Allah :Sebab segala yang di bumi ini akan hancur bila berhadapan dengan wajah Allah. Sebagaimana Nabi menjelaskan dalam sabdanya :كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِSemua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahman : 26-27)
Inilah yang pernah terjadi ketika nabi Musa meminta agar Allah menampakkan dirinya. Allah berfirman :حِجَابُهُ النُّورُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِHijab-Nya adalah cahaya, jika hijab itu dibuka niscaya terbakarlah di antara makhluk-Nya oleh cahaya wajah-Nya sejauh pandangan. (HR Muslim dari Abu Musa)
Demikian pula yang akan terjadi pada hari kiamat. Dimana Allah akan memperlihatkan wajah-Nya ke bumi ini dalam sekejap mata atau lebih cepat lagi. Allah berfirman :وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَDan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (QS. Al-A’raf : 143)
Padahal kita ketahui kejadian kiamat lebih lama dari sekejap mata mencakup di tiupnya sangkakala, langit digulung, bintang berserakan, gunung meletus, laut meluap dan sebagainya. Sebab maksudnya adalah puncak kiamat ketika Allah menampakkan wajah-Nya tidak lebih dari sekejap mata. Inilah yang membuat manusia, gunung dan apa yang ada di atas bumi hancur menjadi debu. Allah berfirman :وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌDan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An-Nahl : 77)
Demikian pula firman Allah :يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِPada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (QS. Al-Qari’ah : 4-5)
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًاDan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (QS. Thaha : 105-107)
Fadhilah
Beberapa fadhilah penting dari ayat ini adalah :1. Agar manusia tidak minta melihat Allah untuk mau beriman
Sebagimana firman Allah :Allah memperlihatkan kepada Bani Israil bahwa mereka tidak akan sanggup melihat Allah. Sebab dengan halilintar saja mereka mati terlebih lagi jika berhadapan langsung dengan Allah.وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَDan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah : 55-56)
2. Allah melaknat dunia
Sesungguhnya Allah melaknat dunia dan isinya kecuali orang-orang yang beriman. Sebagaimana sabda Nabi :Adapun pada hari kiamat sudah tidak ada lagi orang beriman sehingga Allah hancurkan seluruh ini dunia yang terlaknat ini. Sebab bagi Allah nilai dunia ini tidak lebih baik dari satu sayap seekor nyamuk atau seonggok bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Oleh karena itu, Allah jadikan apa yang di atas bumi ini akan hancur bila berhadapan dengan-Nya.إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌDunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
3. Allah meridhai surga bagi manusia
Sedangkan Allah meridhai surga bagi manusia. Oleh karena itu, Dia menampakkan wajah-Nya nanti di surga kepada penghuninya. Allah berfirman :Pada saat Allah menampakkan wajah-Nya di surga nanti, surga dan penghuni tidak akan menjadi hancur sebab Allah ciptakan demikian.Wallahu Ta’ala A’lam.وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌWajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. (QS. Al-Qiyamah : 22-23)
Iyas Tanjung
Bogor, 02 Ramadhan 1435 / 30 Juni 2014